Written by 9:04 pm Informasi

CAPEX & OPEX : Pengertian, Contoh Serta Perbedaannya

CAPEX & OPEX Pengertian, Contoh Serta Perbedaannya

Dalam menyusun anggaran bisnis atau perusahaan kamu wajib mengetahui dua istilah penting ini, CAPEX dan OPEX

Anggaran pengeluaran perusahaan yang dikelompokkan menjadi dua jenis berdasarkan cara pengalokasian dana dan cara pembiayaannya. Itulah CAPEX dan OPEX.

Mungkin bagi kamu yang pemula dalam bisnis, dua istilah ini belum pernah kamu dengar, bahkan kamu mungkin belum tau fungsi CapEx dan OpEx dalam bisnis.

Artikel ini akan membantu kamu membahasnya lebih detail agar kamu tahu pentingnya CapEx dan OpEx untuk keberlangsungan bisnis kamu.

Pada dasarnya dua istilah ini punya kesamaan, mari kita simak.

CapEx yang berasal dari kata Capital Expenditure dan OpEx berarti Operational Expenditure. Kesamaan keduanya hanya berada dalam kata Expenditure atau dalam bahasa indonesia disebut pengeluaran.

Walaupun sama – sama pengeluaran, dua jenis anggaran ini dibedakan dalam pencatatan jurnal laporan keuangan.

Baca juga : 9 Cara Mengatur Keuangan Bisnis Online Untuk Pemula

Agar lebih mudah dipahami, mungkin akan lebih terbayang jika kamu mengetahui jenis pengeluaran apa saja yang termasuk CapEx dan OpEx.

Namun sebelum membahas itu, kita perlu lebih mengenal CapEx dan OpEx secara pengertian terlebih dahulu agar kamu bisa memahami lebih dalam tentang dua istilah anggaran ini.

Apa Itu CapEx?

CapEx itu adalah bagian pengeluaran perusahaan yang mengacu pada anggaran kas modal untuk mendapatkan atau memperoleh dan meningkatkan jumlah aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

Biasanya pengeluaran CapEx ini dilakukan untuk pembelian dalam jangka panjang minimal dalam 1 tahun.

Contoh anggaran CapEx adalah pembelian gedung, pembelian mesin (baik produksi ataupun mesin yang dibutuhkan perusahaan) dan kendaraan.

Pengeluaran CapEx ini berfungsi sebagai penambah atau meningkatkan nilai aset perusahaan, oleh karena itu pengeluaran biaya yang tercatat sebagai CapEx dianggap sebagai investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Jika dilihat dari fungsinya sebagai aset tetap berarti CapEx ini dianggap sebagai properti yang mendukung operasional bisnis dalam jangka waktu yang panjang, jika terjadi penurunan dari tahun ke tahun maka nilai anggarannya dianggap sebagai biaya depresiasi.

Dalam laporan keuangan biaya CapEx dimasukkan ke dalam jenis aset tetap dan dicatat juga sebagai biaya depresiasi pada laporan laba rugi.

Mungkin kamu bertanya, kenapa CapEx dianggap sebagai bentuk investasi bisnis atau perusahaan? Apalagi minimum pengeluarannya bisa sampai 10juta, tapi angka tersebut disesuaikan dengan skala industri dan kebutuhan perusahaan.

CapEx dianggap sebagai bentuk investasi karena pembelian yang dimana produknya nanti dijadikan sebagai aset tetap perusahaan.

Contoh implementasi CapEx adalag pembelian mesin produksi, membeli gedung baru untuk perusahaan, kendaraan operasional maupun pengadaan barang dimana nantinya akan digunakan untuk proses produksi agar bisnis tetap berjalan seperti seharusnya.

Meskipun pembelian aset tersebut tidak langsung menjadi keuntungan perusahaan karena perlu proses didalamnya, tetapi yang terpenting adalah ketika Operasional berjalan maka pendapatan dan profit perusahaan pun akan bertambah.

Pada intinya keuntungan akan ada di masa yang akan datang selama operasional terus berjalan.

Namun dalam kenyataannya, CapEx tidak hanya dalam bentuk pengadaan barang atau produk baru saja. Renovasi hingga perbaikan komponen mesin produksi pun bisa dianggap sebagai biaya CapEx.

Kesimpulannya adalah biaya atau anggaran CapEx ini lebih mengacu pada investasi perusahaan yang akan terlihat keuntungannya di masa yang akan datang.

Oke, itulah pengertian dan penjelasan mengenai CapEx secara singkat, selanjutnya mari kita bahas jenis anggaran yang kedua, yaitu OpEx.

Apa Itu OpEx?

Jika dalam perusahaan ada pengeluaran rutin dan berkelanjutan maka anggaran tersebut disebut sebagau OpEx.

Contoh paling mudah OpEx adalah gaji karyawan, biaya listrik, Wifi, telepon perusahaan yang selalu dibayarkan setiap bulannya secara rutin.

OpEx atau singkatan dari operational expenditure bisa di bilang anggaran untuk pembayaran rutin perusahaan secara operasional.

Biaya OpEx ada sebagai pendukung agar aset tetap bisnis kamu dapat berjalan dengan baik.

Dalam biaya OpEx penting bagi kamu untuk memastikan besaran anggaran yang dikeluarkan, karena pengeluaran OpEx akan berdampak pada proses menjalankan operasional bisnis secara akurat.

Dalam laporan keuangan OpEx sendiri dianggap sebagai biaya beban yang dimasukkan ke dalam laporan laba rugi.

Jika kamu perhatikan laporan keuangan perusahaan kamu setiap bupannya, pasti ada pengeluaran OpEx. Pengeluaran ini rutin selalu ada.

Namun jika total biaya OpEx sebuah perusahaan terlalu besar dan tak terkendali maka perusahaan tersebut akan kesulitan secara finansial, hingga bangkrut dalam waktu cepat.

Oleh karena itu penting bagi kamu memastikan anggaran OpEx ini agar tetap stabil dan sesuai dengan perencanaan anggaran yang sudah kamu buat.

Fungsi CAPEX dan OPEX dalam Sebuah Bisnis

Setelah mengetahui pengertian dan penjelasan singkat tentang dua anggaran penting dalam keuangan perusahaan, yaitu CapEx dan Opex.

Sekarang, kamu perlu mengetahui bagaimana peran dan fungsi masing – masing anggaran untuk keberlangsungan bisnis kamu khususnya dalam hal keuangan.

Jika dilihat dari pengertiannya, pencatatan biaya anggaran ini dalam laporan laba rugi perusahaan memang dibedakan dan dicatat secara berbeda.

Biaya OpEx karena dianggap biaya beban, otomatis dalam laporan akan mengurangi biaya laba rugi. Sedangkan CapEx yang mengalami biaya penyusutan juga mengurangi laba rugi yang diakui dan diketahui oleh perusahaan.

Fungsi CapEx dan OpEx dalam sebuah bisnis adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi tingkat likuiditas dari sebuah perusahaan.

Seperti yang kita ketahui, CapEx berperan penting dalam pembelian aset teta0 dari mulai pembelian gedung, mesin, hak merek yang secara keseluruhan memiliki sifat silit dilikuidasi.

Sulit dilikuidasi artinya sulit untuk ditentukan dalam penjualan aset sebagai investasi.

Sedangkan cara menganalisis apakah perusahaan layak untuk diinvestasikan adalah dengan mengetahui tingkat likuiditasnya.

Likuiditas sendiri adalah nilai kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar kewajibannya dalam jangka pendek, di bagian ini biaya OpEx berpengaruh, jika karena biaya OpExnya tak terkendali sehingga perusahaan mengalami kesulitan keuangan.

Sedangkan aset tetap yang tidak likuid akan menyebabkan perusahaan sukit untuk membayar kewajibannya, jika terus menerus seperti ini maka perusahaan akan mengalami pailit sampai mengalami kebangkrutan.

Oleh karena itu, data biaya CapEx dan OpEx berfungsi penting untuk mengetahui bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, sehingga investor akan yakin untuk menginvestasikan uangnya di perusahaan kamu.

Data laporan laba rugi yang meliputi biaya CapEx dan OpEx adalah data awal dimana tingkat likuiditas bisa diketahui, jadi pastikan biaya CapEx dan OpEx terkendali ya, agar laporan keuangan perusahaan kamu pun sehat.

Itulah pengertian, dan fungsi dari CapEx dan OpEx bagi bisnis kamu, dengan adanya dua anggaran biaya ini perusahaan kamu akan terlihat lebih sehat jika kamu bisa mengatur dan mengendalikan laporan keuangan dengan baik. Jangan sampai laporan keuangan menjadi boomerang bagi perusahaan kamu menjadi pailit atau pun bangkrut.

Oke, semoga pembahasan CapEx dan OpEx kali ini bisa menambah insight kamu untuk menjalankan bisnis lebih baik lagi.

Close